Comments

Postingan Populer

Selasa, 07 Juli 2020

Probiotik, Salah Satu Solusi Kabupaten Pasuruan Sembuhkan Pasien Covid-19


Pasuruan, Lumbung Berita.
Sore tadi, seusai acara pemulangan pasien positif Covid-19 di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Pandaan (07/07/2020), menjadi sebuah momen yang tak terlupakan bagi Umi. 


Perempuan berusia 47 tahun tersebut tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Lewat video call, ia langsung mengabarkan kepada koleganya bahwa ia sembuh dan pulang.


Umi beserta 40 pasien lainnya pantas gembira. Pasalnya, saat ia dinyatakan positif Covid-19 dan diisolasi di gedung SKB Pandaan, ia sempat menangis dan hampir putus asa. "Waktu itu saya sampai menangis, meminta kepada Allah untuk kesembuhan." Ucapnya.


Umi pantas khawatir, sebab, pikirannya campur aduk antara kesehatan dirinya dengan keluarga yang ditinggalkannya. "Kalau disini (SKB Pandaan) masalah makanan terjamin. Semuanya terjamin. Cuma saya kepikiran keluarga saja." Katanya.


Pikiran perempuan warga Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol ini tambah pelik saat hasil swab tes nya tak kunjung menunjukan hasil yang memuaskan. 


"Saat itu saya di tes swab hasilnya negatif. Kemudian tes swab lagi hasilnya positif. Jadi tetap enggak boleh pulang sebelum dua kali tes swab (dengan) hasil negatif." Akunya.


Beruntung ia mendapat penanganan yang tepat. Ia dinyatakan sembuh setelah secara kontinyu mengonsumsi probiotik dan vitamin yang diberikan petugas medis.


"Setelah minum itu (Probiotik dan Vitamin) sehari tiga kali, alhamdulillah hasil tes swab berturut - turut negatif." Terangnya lega.


Secara kasat mata, ia tak merasakan efek pemberian terapi Probiotik tersebut. Hasil yang paling mencolok, sambungnya, adalah hasil tes swab.


"Setelah minum itu, enggak terasa apa - apa. Jadi mungkin saja (sembuh karena efek terapi probiotik dan vitamin). Karena sebelumnya, tes swab hasilnya negatif - positif terus. Setelah diterapi, (hasil) swab nya negatif dua kali." Ujar perempuan yang mengaku menjalani tes swab sebanyak enam kali tersebut.


Ditempat yang sama, Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan membenarkan pemberian terapi probiotik dan vitamin tersebut. Pria yang akrab disapa Rofiq ini menyatakan, terapi dua komponen itu bisa dijadikan solusi percepatan penanganan Covid-19.


"Jadi ada kebijakan lokal, yang sebetulnya menjadi solusi proses percepatan yang diinginkan oleh Bapak Presiden. Sehingga dari gugus tugas memerintahkan Kapolres dan Dandim untuk mencoba menerapkan pengobatan non medis. Jadi kita coba menerapkan terapi probiotik dengan ditambah vitamin C itu." Paparnya.


Perwira dengan pangkat dua melati itu menjelaskan proses pemberian terapi tersebut. Terapi dimulai dihari pertama. Selama dua hari setelah pemberian terapi, sebut Rofiq, hasil swab para pasien menunjukkan negatif. Terapi kemudian dilanjutkan sampai hari keenam atau sampai tes swab kedua.


"Hari keenam kita lakukan tes swab dan hasilnya seperti sekarang ini. Pasien dinyatakan sembuh dan boleh pulang." Jelasnya.


Rofiq pantas bungah. Sebab, standar isolasi pasien Covid-19 selama 14 hari berhasil dipangkas menjadi tujuh hari saja.


"Dalam tujuh hari ini sudah kita lakukan dua kali tes swab dan hasilnya sudah negatif. Sehingga sesuai dengan standar kesehatan, kita berani mengambil keputusan bahwa pasien ini sehat dan pulang kembali ke masyarakat." Tukasnya.


Namun ia menegaskan bahwa pemberian terapi tersebut dikhususkan untuk pasien yang tanpa gejala.


"Jadi dua unsur itu kita gunakan untuk terapi kepada pasien yang tidak disertai komorbit atau pasien yang tidak disertai penyakit bawaan." Tegasnya. 


Terhadap masyarakat lainnya, terutama yang menderita komorbit. Ia secara khusus berpesan untuk tidak segan - segan segera berobat. Karena menurutnya, kasus pasien meninggal di Kabupaten Pasuruan didominasi oleh pasien komorbit yang telat penanganannya. 


"Hasil evaluasi kita, tren yang meninggal di Kabupaten Pasuruan itu karena orang yang punya sakit komorbit, seperti diabet, paru - paru dan dia tidak berani berobat. Begitu kondisinya sudah parah, baru kemudian berangkat ke rumah sakit. Di rumah sakit proses penanganannya sudah terlambat. Jadi saya harap masyarakat tidak takut berobat." Harapnya.

Jurnalis   : Indra-Mif
Penerbit : Redaksi.

0 komentar:

Posting Komentar